Kajian FORMMIT Taiwan Timur dan Prodi MD Angkat Etos Kedermawanan Islam dalam Konteks Bencana

HUALIEN & YOGYAKARTA— Forum Mahasiswa Muslim Indonesia di Taiwan (FORMMIT) Timur bekerja sama dengan Program Studi Manajemen Dakwah FDK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan Kajian Rutin yang dilaksanakan secara hybrid pada Minggu, 14 Desember 2025. Kegiatan ini berlangsung luring di Musholla College of Science and Engineering, National Dong Hwa University, Hualien, Taiwan, serta daring melalui platform Zoom. Kajian dimulai pukul 17.00 waktu Taiwan (GMT+8) atau pukul 16.00 WIB, sehingga dapat diikuti oleh peserta dari berbagai wilayah.

Kajian yang juga merupakan tidak lanjut dari perjanjiankerja sama antara FORMMIT Timur dan Prodi MD ini mengusung tema “Etos Kedermawanan Islam dalam Konteks Bencana”, kajian ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman keislaman terkait nilai-nilai kedermawanan, solidaritas, dan kepedulian sosial umat Islam, khususnya dalam merespons situasi kebencanaan yang kerap terjadi di berbagai belahan dunia.

Hadir sebagai narasumber, Munif Solihan, MPA., selaku Ketua Program Studi Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga, memaparkan materi yang menekankan urgensi pengelolaan kedermawanan Islam secara terstruktur, profesional, dan berkelanjutan, terutama dalam konteks kebencanaan. Ia menjelaskan bahwa kedermawanan Islam—melalui instrumen zakat, infak, sedekah, dan wakaf—perlu dikelola dengan prinsip manajerial yang baik, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga evaluasi program agar tepat sasaran dan berdampak nyata bagi masyarakat terdampak bencana.

Lebih lanjut, Kaprodi MD menegaskan bahwa praktik kedermawanan Islam tidak boleh berhenti pada pola karitatif jangka pendek, seperti bantuan konsumtif semata, tetapi harus diarahkan pada upaya pemulihan dan penguatan ketahanan sosial masyarakat. Kedermawanan Islam, menurutnya, dapat menjadi instrumen strategis dalam fase tanggap darurat, rehabilitasi, hingga rekonstruksi pasca bencana, melalui program pemberdayaan ekonomi, penguatan kapasitas komunitas, serta pendampingan sosial berbasis nilai-nilai keislaman.

Dalam konteks global dan lintas negara, ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara lembaga keagamaan, komunitas diaspora Muslim, dan institusi pendidikan dalam merespons bencana kemanusiaan. Sinergi tersebut diharapkan mampu menjadikan kedermawanan Islam sebagai kekuatan sosial yang adaptif, responsif, dan berkontribusi nyata dalam membangun solidaritas kemanusiaan yang berkelanjutan.

Melalui kegiatan ini, Gubernur FORMMIT Timur, Shofi'unnafi, M.M. berharap dapat memperkuat jejaring dakwah dan intelektual mahasiswa Muslim Indonesia di luar negeri, sekaligus menumbuhkan kesadaran kolektif tentang peran strategis kedermawanan Islam dalam membangun solidaritas kemanusiaan lintas bangsa. Kegiatan ini juga diharapkan dapat diikuti oleh program-program berikutnya yang semakin memperkuat kerja sama kedua belah pihak.