Lulusan MD Terbaik Tercepat Kini Mengajar di IAIN Bengkulu

Ihsan Rahmat lahir di Argamakmur Bengkulu, perjalanan karier intelektualnya dimulai dari sebuah Nagari kecil antara Gunung Merapi dan Singgalang, dan menempuh pendidikan menengah di Kota Padang Panjang. Gemilang prestasi membuat UIN Sunan Kalijaga menerimanya melalui pencarian mahasiswa bibit unggul jalur beasiswa di awal Agustus 2008.

Datang dari tanah Minang, tidak lantas menjadikan Ihsan sebagai anak yang mumpuni dalam bidang pengetahuan. Nyatanya, ia harus menerima Indeks Prestasi 2,80 di semester awal. Kekecewaan itu dibalas dengan belajar ekstra dan didukung oleh berbagai organisasi yang digeluti. Serikat Mahasiswa Indonesia dipilih sebagai organisasi awal tempat ia belajar bicara kritis, Lembaga Pers Mahasiswa Rethor dan Lembaga Sinergi menjadi tempat belajar merangkai kata, dan puncaknya berdinamika di Center of Entrepreneurship Studies.

Seluruh perjuangan tersebut dibayar lunas saat melihat air mata orang tua mengalir karena anaknya mendapatkan predikat lulusan terbaik dan tercepat tingkat Fakultas Dakwah dan Komunikasi saat wisuda angkatan II tahun ajaran 2012. Karya skripsi kemudian berhasil diterbitkan dalam bentuk jurnal ilmiah untuk dua judul yang berbeda.

Berbagai kekurangan terus ditutupi, salah satunya dengan bermukim di Pare Kediri, guna mendalami Bahasa Inggris. Hasilnya pun di luar dugaan karena dapat membantu Ihsan mendapatkan pekerjaan sebagai jurnalis di Republika, salah satu koran nasional di Indonesia. Ini merupakan salah satu bukti bahwa kuliah bukan melulu persoalan nilai dan ijazah, tetapi juga skill dan emotional. Siapa sangka lulusan Manajemen Dakwah justru mampu mengalahkan pesaing dari Prodi Komunikasi, Jurnalistik, dan Hubungan Internasional yang notabene sangat dekat dengan media massa.

Memutus kontrak dengan Republika sebenarnya bukan good idea. Namun saat itu Ihsan mulai berpandangan jauh ke depan. Ia melanjutkan studi master di Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada. Sadar karena Mazhab UIN Sunan Kalijaga yang dipegang, menjadikan Ihsan berbeda dengan mahasiswa seangkatannya. Kemampuan mengelaborasi keilmuan sosial dan agama menjadi ciri khas. Akhirnya, prestasi kembali dicatat melalui gelar cumlaude dengan indeks prestasi komulatif mencapai 3,80.

Sekarang, sebagaian besar perjalanan pendidikan mulai dirasakan. Ihsan Rahmat mendapat amanah untuk mengembangkan Prodi Manajemen Dakwah di IAIN Bengkulu. Setidaknya, saat ini ia telah dipercaya menjadi Kepala Laboratory of Da’wah Management Studies atau LDAMS, sembari mengurus Jurnal Ilmiah Syi’ar yang berhasil mendapat label Sinta 4. Sukses selalu Ihsan Rahmat!

Author : Shofi'unnafi, M.M.

Liputan Terkait

Liputan Terpopuler