Setiap pekan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Sunan Kalijaga rutin mengadakan diskusi ilmiah bertajuk “Diskusi Jum’at Malam”. Pada umunya narasumber yang diundang untuk mempresentasikan hasil riset ataupun isu-isu aktual adalah dosen tetap di lingkungan UIN Sunan Kalijaga serta terkadang tamu akademisi dari perguruan tinggi lainnya. Pada tahun 2020 ini, agenda diskusi tersebut telah memasuki tahun ke-40 sejak pertama kali digelar.

Pada Jum’at 13 Maret 2020, Dosen muda Prodi Manajemen Dakwah, Shofi’unnafi, S.Sos.I, M.M., didaulat sebagai narasumber dengan mengangkat tema yang sedang booming dalam sektor pariwisata halal dunia. Pria yang akrab dipanggil Nafi tersebut menyoroti besarnya potensi yang dimiliki oleh Indonesia mulai dari sumber daya alam, keragaman budaya, serta wisata sejarahnya. Selain itu, mayoritas penduduk yang merupakan Muslim juga memberi peluang bagi Indonesia menjadi the leader of halal tourism in the world.

Saat ini zaman telah serba digital, Muslim milenial semestinya mampu menjadi motor penggerak pengembangan wisata halal di indonesia. Saat ini perhatian terhadap industri ini sudah sangat besar, bahkan negara-negara dengan mayoritas non-muslim pun telah ikut-ikutan menggarap wisata halal di negaranya. “Pada dasarnya konsep halal itu sederhana, yang halal pasti baik dan menyehatkan”, ucap Nafi dalam pemaparan diskusi.

Selanjutnya, pergeseran halal lifestyle saat ini cukup cepat dan dinamis. Pergerakannya merambah berbagai produk yang tidak sebatas makanan dan minuman. Di masyarakat Indonesia, masih banyak yang beranggapan bahwa karena Indonesia mayoritas muslim maka sudah tentu semuanya halal. Melihat kondisi tersebut, pada dasarnya pemerintah sudah bergerak cepat dengan membentuk TP3H. Namun di sisi lain generasi Muslim milenial masih harus terus didorong untuk lebih berperan aktif dalam membumikan wisata halal di indonesia, mengingat belum semua lapisan masyarakat faham mengenai isu tersebut.

Editor: Shofi'unnafi, M.M.